Radio online :

Kamis, 09 Oktober 2008

Alat Pemipil Jagung

Alat Pemipil Jagung Nan Praktis



Gagasan menciptakan alat pemipil jagung itu muncul ketika Windi Hapsari mengamati perajin kecil di Blitar. Ia merasa iba melihat ibu-ibu memisahkan biji-biji jagung dari tongkolnya dengan jari-jemarinya. Di samping sangat lambat, ia melihat jari-jemari ibu-ibu itu memerah.
Dari situlah timbul gagasan Windi, mahasiswi Universitas Widya Mandala (UWM) Surabaya ini untuk menciptakan alat pemipil sederhana dan yang penting harganya murah sehingga bisa dibeli pengusaha jagung di desa. ”Alat berbasis mikrokontroler ini akan mempermudah proses pemipilan yang biasanya menggunakan tangan,” ujarnya.
Ia tahu, selama ini sudah ada alat pemipil yang komponennya terbuat dari baja dan karena itu harganya mahal, sekitar Rp 15 juta. ”Untuk ukuran industri kecil, alat itu terlalu berat dan memakan banyak tempat sehingga tidak fleksibel,” kata gadis kelahiran Surabaya 25 April 1984 ini.
Menurut anak pertama dari dua bersaudara ini, alat karyanya lebih murah, hanya membutuhkan anggaran Rp 1,8 juta. Pembuatan pemipil yang membutuhkan waktu sembilan bulan ini, berawal dari ide Endru, sekertaris jurusan di UWM yang menyuruhnya mengamati industri kecil jagung di daerah Blitar.
”Jadi saya termotivasi untuk memberikan solusi bagi para pengusaha kecil yang selama ini memipil jagung menggunakan tangan,” tutur putri Wilis Soeharjo ini.
Windi menjelaskan, dengan alat rancanngnnya, dalam waktu lima detik mampu memipil delapan tongkol jagung berukuran 16 hingga 18 centi sekaligus. Selain itu, proses pemipilan hasilnya sempurna karena dilengkapi tiga sensor, yakni sensor konveyor, pemipil serta sensor tongkol jagung.
Windi mengakui penggunaan alat ini cukup menyedot listrik karena untuk mengoperasikannya harus tersedia listrik berdaya 600 watt. Kelemahan lainnya, jagung tidak dapat langsung dimasukkan karena memang harus dikeringkan lebih dahulu. Jika terlalu panjang, jagung juga masih harus dipotong sesuai ukuran, yakni 18 centimeter. *(admin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar