Radio online :

Rabu, 07 April 2010

Jadwal Jaga Tambak Dalam Baru II - Asemrowo

DAFTAR PETUGAS SISKAMLING PERIODE 22 MARET 2010 - 23 MEI 2010
WARGA TAMBAK DALAM BARU II RW V
KELURAHAN ASEMROWO SURABAYA

Jumat, 12 Maret 2010

Taman Kota

Taman kota

Bergerak dinamis menuju tatanan kota modern. Gemerlap tiap sudut memancar pesona. Menggelitik hasrat untuk datang dan menikmati suasana ruang demi ruang di Kota Surabaya.

Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma memikat bagi siapa saja yang datang.

Diantaranya dengan menghadirkan taman-taman kota yang tampil semakin cantik. Mampu menjadi tujuan alternatif bagi warga kota untuk sekedar jalan-jalan, atau bahkan berinteraksi dengan sesama warga kota yang lain.

Taman-taman kota Surabaya kian dipercantik. Kondisi ruang terbuka hijau makin bisa dirasakan manfaatnya oleh warga kota. Taman-taman itu menyuguhkan keindahan sekaligus kenyaman buat rekreasi keluarga warga kota. Nyaris tak ada taman kota yang dibiarkan terbengkalai. Bahkan, sebagian besar taman itu dilengkapi bermacam fasilitas untuk kenyamanan wisata keluarga, seperti jogging track, taman bermain anak, air mancur, dan lampu-lampu hias.

Bahkan taman kota ini tidak saja nyaman bagi yang normal secara fisik, tapi juga bagi mereka para penyandang cacat. Tidak saja orang dewasa tapi juga anak-anak. Termasuk tidak hanya di siang hari, tapi juga malam hari tetap bisa dirasakan kenyamanan dan keelokannya. Cengkerama dan rekreasi keluarga warga kota makin memiliki banyak alternatif. Bahkan, sederet taman itu bakal dilengkapi fasilitas Hot Spot Wi-Fi untuk rekreasi dunia maya.

Taman Prestasi


Berada di Taman Prestasi bagai menemukan sebuah oase di tengah kota. Taman seluas 6.000 m2 ini dihiasi sekitar 21 jenis tanaman sehingga terasa nyaman untuk melepas penat. Anak-anak pun dapat bermain sambil belajar mengenal lingkungannya. Area ini dilengkapi panggung terbuka, panggung teater, dan sarana permainan anak. Di sini, kita juga dapat menyaksikan replika penghargaan yang pernah diraih Kota Surabaya, seperti Wahana Tata Nugraha, Adipura Kencana, dan lain-lain. Obyek wisata ini juga menawarkan petualangan lain, seperti menyusuri Kalimas dengan perahu naga atau perahu dayung. Bahkan, bagi keluarga yang ingin menikmati suasana asri taman dengan menunggang kuda, telah tersedia kuda-kuda anak-anak. kekar yang siap mengantar.

Taman Bungkul

Revitalisasi Taman Bungkul dengan konsep Sport, Education, dan Entertainment telah diresmikan sejak 21 Maret 2007. Area seluas 900 m2 yang dibangun dana sekitar Rp 1,2 milyar itu pun dilengkapi berbagai fasilitas, seperti skateboard & sepeda BMX track, jogging track, plaza (sebuah open stage yang bisa digunakan untuk live performance berbagai jenis entertainment), akses internet nirkabel (Wi-Fi atau Hotspot), telepon umum, arena green park seperti kolam air mancur, dan area pujasera. Bahkan, taman ini juga dilengkapi dengan jalur bagi penyandang cacat agar mereka pun bisa ikut berekreasi. Taman yang berada di jalan protokol yakni di Jl. Raya Darmo itu makin bisa dirasakan manfaatnya bagi warga kota metropolitan Taman Kota Surabaya.

Taman Kalimantan

Sejak diresmikan tanggal 21 Maret 2007, Taman Bungkul dilengkapi fasilitas skateboard & BMX track, jogging track, serta akses internet nirkabel
Fungsi taman kota Surabaya sebagai tempat olahraga, rekreasi warga kota, hang out, dan menghirup udara segar jauh dari polusi, makin banyak alternatif. Surabaya bahkan telah memiliki taman lanjut usia atau taman lansia. Area yang dimanfaatkan sebagai taman alternatif untuk para lanjut usia itu berlokasi di Jalan Kalimantan. Area seluas sekira 2.000 m2 eks SPBU Kalimantan itu, di set up menjadi taman yang cantik sekaligus segar.

Beragam tanaman dan bunga cantik menghiasi. Di sela warna-warni tanaman indah itu tersedia track yang khusus dibuat untuk kenyamanan kursi roda para lansia. Ada pula tempat duduk untuk pengantar saat menemani para lansia menikmati suasana kota di pagi atau sore hari. Kesejukan suasana di taman ini kian segar oleh keberadaan air mancur di tengah taman. Kesegaran itu tentu bisa memecah kepekatan polusi udara dari kendaran bermotor yang cukup padat melewati bilangan ini.

Taman Apsari

Taman Apsari memiliki keunikan dibanding kawasan Surabaya lainnya. Taman yang berada di depan Gedung Grahadi itu terasa sejuk dan relatif tenang, meski tempatnya di tengah kota. Area ini di dalamnya terdapat Patung Suryo dan Joko Dolog. Di area seluas 5.300 m2 itu dilengkapi lebih kurang 20 jenis bunga dan tanaman. Di sela bunga dan tanaman itu disediakan jogging track yang nyaman untuk jalan-jalan. Sebagian anak muda bahkan menggunakannya untuk bermain skateboard. Sebagian warga Surabaya yang lain memanfaatkannya sebagai tempat kongkow kongkow semalaman sampai pagi menjelang.

Taman Flora

Taman Flora seluas 2,4 hektar di eks Kebun Bibit Baratang Surabaya kian bertambah nilainya. Selain rindang oleh ratusan jenis pohon dan tanaman, taman ini juga disebut Techno Park karena dilengkapi fasilitas teknologi internet. Setelah diresmikan Agustus 2007, area ini dilengkapi sebuah ruang sekitar 5x10 m2 sebagai ruang pembelajaran IT dengan 6 line jaringan komputer yang tersambung internet. Ruangan ini juga dilengkapi software
berbagai games interaktif untuk sosialisasi tentang lingkungan dan masalah sampah. Techno Park ini sifatnya interaktif, yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sekolah untuk praktek atau membentuk komunitas IT.

Taman Sulawesi


Area seluas 2.259 m2, eks SPBU Sulawesi, kini telah disulap menjadi taman yang indah. Taman Sulawesi ini pun menambah deretan taman rekreasi yang nyaman bagi keluarga di Surabaya. Warga kota kerap memanfaatkan tempat ini untuk wisata bersama keluarga dan anak-anaknya. Area ini tampak elok oleh warna-warni 50 jenis bunga dan tanaman yang menghiasi taman. Arena wisata ini juga dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak, dan air mancur. Anak-anak muda sering memanfaatkan tempat ini untuk bermain skateboard dan olahraga sepatu roda. Area ini selalu tampak indah, baik pada siang maupun malam hari, karena dilengkapi lampu penerangan dan lampu hias warna-warni.

Taman Sulawesi dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak dan air mancur.

Taman Yos Sudarso

Taman Yos Sudarso terdiri dari taman dan pedestrian yang kerap dijadikan jalan kaki warga kota maupun turis mancanegara. Di area taman ini terdapat monumen Panglima Sudirman yang tampak kian gagah diterangi sorot lampu di waktu malam. Para penghobi skateboard kerap menjadikan track di bawah monumen sebagai arena berlatih dan mengadu kemampuan. Bahkan di akhir pekan, sekitar tamanan dan pedestrian ini ramai dikunjungi warga Kota Surabaya untuk sekadar dudukduduk bersama sanak keluarganya.

Taman Dr. Soetomo

Jalur Dr. Soetomo-Darmo maupun Dr. Soetomo-Diponegoro mrupakan jalur kota yang ramai. Namun, melewati jalur ini berada teduh karena terdapat taman yang membelah dua jalur tersebut. Apalagi di jalur ini terdapat bundaran yang dijadikan taman untuk interaksi keluarga. Tak jarang warga kota menikmati keceriaan bersama keluarga di taman seluas 103 m2 ini. Taman ini dilengkapi sekitar enam tanaman warnawarni dan jogging track untuk jalan-jalan atau untuk anak-anak bersepeda.

Taman Mayangkara

Taman Mayangkara dibangun antara lain untuk mengenang keberanian Batalyon 503 Mayangkara di bawah pimpinan Mayor Djarot Soebyantoro saat menghadapi Belanda. Di area Taman Mayangkara, di depan Rumah Sakit Islam (RSI), terdapat monumen Mayor Djarot Soebyantoro menaiki kuda putih Mayangkara. Warga Surabaya biasa menyebut Monumen Mayangkara. Berada di lokasi ini terasa makin nyaman karena seluruh area taman telah berhias warna-warni bunga dan tanaman hias. Bahkan, di sekeliling monument dilengkapi arena untuk jalan-jalan dan sarana untuk memadu keceriaan bersama keluarga.

Taman Ronggolawe

Monumen Ronggolawe di Jalan Gunungsari didirikan sebagai kenangan bahwa Surabaya memiliki sosok pemberani dan berjiwa kepahlawanan tinggi. Area monumen itu pun dibuat menjadi Taman Ronggolawe. Setelah dilakukan pembenahan, taman itu kian sering dijadikan tempat bersuka ria warga kota Surabaya bersama keluarga, karena terdapat playground area untuk anak-anak. Kenyamanan di bawah rindangnya pepohonan juga kerap dimanfaaatkan anak-anak sekolah untuk belajar dan bermain di sekitar taman. Area sisanya juga sering digunakan anak-anak muda untuk area bermain sepak bola.

Wisata Kota Surabaya

Wisata Kota

Bergerak dinamis menuju tatanan kota modern. Gemerlap tiap sudut memancar pesona. Menggelitik hasrat untuk datang dan menikmati suasana ruang demi ruang di Kota Surabaya.

Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma memikat bagi siapa saja yang datang.

Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola dengan baik. Lokasi wisata yang ada kini hadir kian nyentrik, di luar itu beragam hiburan baru hadir mewarnai dan melengkapinya. Tak heran, bila para tamu yang datang menjadi enggan untuk beranjak, sebab hati telah terpikat sensasi keindahan dan kesenangan di sini.

Mulai dari bermacam tempat wisata keluarga, seperti Pantai Ria Kenjeran, Kebun Binatang Surabaya, dan yang lain. Pantai dan laut umumnya diasosiasikan dengan aktivitas renang, selancar, berjemur, perahu, ski air, penyelaman, memancing dan berbagai aktifitas air lainnya. Komponen ini merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat khusus.


Wisata Rekreasi

* Taman Remaja Surabaya (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=581)
* Taman Hiburan Rakyat (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=582)

Wisata Alam

* Kebun Binatang Surabaya (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=583)
* Pantai Ria Kenjeran (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=601)
* Taman Hiburan Pantai Kenjeran (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=621)
* Perkembangan Jurang Kuping (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=622)

Wisata Bahari

* Pelabuhan Kalimas (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=641)
* Akademi Angkatan Laut (http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=661)

Wisata Belanja

* Kya-kya
* Plaza Tunjungan
* Mall Galaxy
* Plaza Surabaya
* Mall Surabaya
* City Of Tomorrow
* Surabaya Town Square
* Jembatan Merah Plaza
* Plaza Marina
* Tunjungan Electronic Center
* ITC Mega Grosir
* Royal Plaza
* Pakuwon Trade Center (PTC) dan Supermal Pakuwon Indah (SPI)
* Pusat Grosir Surabaya
* Pasar Bunga Kayoon
* Pasar Bunga Bratang

Cagar Budaya

Cagar Budaya

Kota Surabaya yang dijuluki Kota Pahlawan, memiliki 169 bangunan cagar budaya yang memiliki sejarah tersendiri. Bagunan cagar budaya merupakan warisan yang harus dilindungi. Bangunan bersejarah di Surabaya juga merupakan bukti bahwa kota ini layak menyandang sebagai kota pahlawan.

Sebelumnya telah ada 167 bangunan yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Sebanyak 61 bangunan ditetapkan pada tahun 1996 dan 102 bangunan ditetapkan pada tahun 1998. Adapun empat lainnya, ditetapkan pada tahun 2009, yakni Lapangan Golf Ahmad Yani, Gedung Gelora Pantjasila, Kolam Renang Brantas, dan gedung Perkumpulan Olah Raga Embong Sawo.

Untuk melesarikan warisan budaya tersebut, dinas Pariwisata kota surabaya untuk kedepanya akan merintis kerjasama dengan pabrik cat melalui Ikatan Arsitek cabang surabaya. itu dilakukan untuk perawatan terhadap 169 bangunan cagar budaya tersebut. Saat ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya selalu melakukan pantauan terhadap banguna bersejarah di kota Surabaya. dinas pariwisata dibantu oleh Tim Cagar Budaya yang dbentuk oleh walikota. Tim tersebut memiliki tugas memberikan masukan atau sebagai tim ahli untuk menentukan kelayakan sebuah bangunan untuk dijadikan bangunan cagar budaya.


a. Monumen Tugu Pahlawan
Monumen yang merupakan simbol perjuangan Arek-Arek Suroboyo ini sengaja dibangun untuk mengenang semangat perjuangan Arek-Arek Suroboyo dalam mengusir penjajah. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Ir. Soekarno pada 10 November 1951, dan diresmikan pada 10 November 1952.

Dibangun dalam bentuk paku terbalik gedung yang terletak diantara JalanBubutan-Jalan Tembaan-Jalan Pahlawan-Jalan Kebon Rojo, dulunya lokasi ini merupakan bekas gedung Raad Van Justitie.

Memiliki ketinggian 40,45 meter , dengan diameter bawah 3,10 dan diameter atas 1,30 meter, bagian bawah monumen ini dihiasi ukiran bergambar trisula, cakra, stamba, dan padma sebagai simbol perjuangan.


b. Museum 10 November
Terdiri atas 2 lantai, di lantai 1 terdapat 10 gugus patung yang melambangkan semangat juang Arek-Arek Suroboyo. Selain itu, di lantai ini juga terdapat sosio drama pidato Bung Tomo serta ruang pemutaran film pertempuran 10 November 1945 (diorama elektronik) dan ruang auditorium.

Sementara, di lantai 2 digunakan sebagai ruang pamer senjata, reproduksi foto-foto dokumenter, dan koleksi peninggalan Bung Tomo. Terdapat pula ruang diorama statis yang menyajikan delapan peristiwa seputar pertempuran Sepuluh November 1945, lengkap dengan narasinya.


c. Monumen Jalesveva Jayamahe
Pendirian monumen ini digagas oleh Laksamana TNI Muhammad Arifin, seorang Kepala Staf TNI Angkatan Laut, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 5 Desember 1996, bertepatan dengan Hari Armada RI

Monumen yang menampilkan sosok perwira menengah TNI Angkatan Laut berpakain lengkap, membawa sebilah pedang, serta pandangan mengarah ke garis horisontal sambil berkacak pinggang ini memiliki ketinggian 31 meter di atas bangunan setinggi 29 meter.

Monumen yang didesain oleh pematung Nyoman Nuarta ini diharapkan dapat menambah semaraknya Ujung Surabaya. Karenanya, selain sebagai tetenger TNI AL, monumen yang bisa dilihat jelas dari Selat madura ini juga berfungsi sebagai mercusuar bagi kapal-kapal yang melintas di sekitarnya.
d. House of Sampoerna
Merupakan bangunan yang menjadi saksi pendirian sebuah pabrik rokok terbesar di Surabaya. Bangunan ini terletak di Surabaya sebelah utara dan memiliki arsitektur kuno. Sebenarnya bangunan yang megah ini dulunya adalah gedung pertunjukan, yang kemudian digunakan sebagai pabrik.

Di dalam bangunan yang kini telah diubah fungsi menjadi museum ini, kita bisa menyaksikan kisah dan kesusksesan Sampoerna. Di samping iru, kita juga bisa menyaksikan kota Surabaya tempo dulu melalui beberapa ilustrasi yang digunakan.
e. Balai Pemuda
Gedung lain yang hingga kini juga dilestarikan adalah kompleks Balai Pemuda Surabaya. Di sekitaran kompleks ini dulunya digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Belanda. Sejak dulu, di tempat ini tela diadakan berbagai macam pertunjukan dan hiburan untuk orang-orang Belanda. Kini, walau jaman telah erganti, Balai Pemuda tetap dilestarikan dan banyak dijadikan tempat warga kota yang ingin mempertunjukkan kebolehannya.

f. A.Yani Golf
Padang golf ini dulunya dimanfaatkan oleg orang-orang Belanda yang ingin melepas penat. Lapangan golf tertua di Surabaya ini terletak di jalan Gunung Sari dan dibangun dengan konsep bangunan Eropa kuno.

Tempat Wisata Religi


Wisata Religi

Sejumlah tempat peribadatan yang sering menjadi kunjungan warga masyarakat juga tersedia di Surabaya. Berikut tempat peribadatan yang menjadi kunjungan orang untuk berdoa:



a. Masjid Al Akbar
Berada di Jalan Pagesangan, wilayah Surabaya Selatan, Masjid Al Akbar merupakan masjid terbesar di Surabaya dengan gaya arsitektural unik dan modern. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Abdurrachman wahid pada 10 November 2000.

Berdiri di atas lahan seluas tanah seluas 11,2 Ha, keunikan masjid ini terletak pada desain kubahnya yang menyerupai struktur daun, yakni memadukan warna hijau dan biru, memberi efek sejuk dan segar. Sementara, dari menaranya, kita dapat menikmati pemandangan Kota Surabaya yang sangat indah, terutama di malam hari.


b. Masjid Agung Sunan Ampel
Raden Achmad Rachmatulloh adalah seorang public figur yang alim dan bijak serta berwibawa dan semakin banyak mendapatkan simpati dari masyarakat diusianya yang masih belia 20 tahun. Dan pada saat kedatangan beliau ke tanah jawa, beliau diberi kepercayaan oleh Raja Majapahit tempat untuk berdakwah dan sebagai tempat tinggalnya yang baru yaitu Ampel Dento (Surabaya).

Sebagai media berdakwah Raden Achmad mengajak para pengikutnya untuk membangun sebuah masjid pada tahun 1421 M. Masjid ini di bangun dengan gaya arsitektur jawa kuno dan nuansa arab islami yang sangat lekat. Raden Rachmad yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel wafat di Ampel pada tahun 1481. Yang di makamkan disebelah kanan depan masjid Ampel. samapai dengan tahun 1905 Masjid Sunan Ampel yang merupakan masjid terbesar kedua di Surabaya.

Kemudian oleh warga Ampel Masjid dan makam Sunan Ampel dibangun sedemikian rupa agar orang- yang ingin melakukan sholat di masjid dan berziarah dapat merasa nyaman dan tenang. Hal ini tampak jelas dengan dibangunnya lima Gapuro (Pintu Gerbang) yang merupakan simbol dari Rukun Islam.

Dari arah selatan tepatnya di jalan Sasak terdapat Gapuro bernama Gapuro Munggah, dimana Anda akan menikmati suasana perkampungan yang mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib naik haji jika mampu.

Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai assesoris orang yang sudah pernah melakukan ibadah haji lengkap tersedia di pasar Gubah (Ampel Suci). Kemudian Anda akan melihat sebuah Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel. Kawasan Gapuro Poso ini memberikan suasana pada bulan puasa Ramadhan. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib berpuasa.

Setelah melewati Gapuro Poso, Anda memasuki halaman Masjid. Dari halam ini akan tampak bangun Masjid Induk yang megah dengan menaranya yang menjulang tinggi yang dibangun oleh Sunan Ampel. Yang sampai sekarang masih tetap utuh baik menara maupun tiang penyangganya.

Setelah Anda melakukan sholat di Masjid Sunan Ampel, maka Anda dapat melanjutkan perjalanan kembali dan akan Anda jumpai Gapuro Ngamal. Disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Yang mana shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam. Menggambarkan Rukun Islam tentang wajib zakat.

Kemudian tak jauh setelah itu Anda akan melewati Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shanhaji yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan sebagai pelaksanaan sholat menghadap kiblat.

Dan setelah itu Anda akan melihat Gapuro Paneksen untuk masuk ke makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah".

Setelah melalui ke lima Gapuro (gerbang) tersebut maka dari dapat diambil kesimpulan bahwa Gapuro tersebut menggambarkan Rukun Islam yang jumlahnya lima. Syahadat (Gapuro Peneksen) bersaksi tiada Tuhan selain Allah.
Sholat (Gapuro Madep) melaksanakan sholat menghadap kiblat.
Zakat (Gapuro Ngamal) menunaikan Zakat/ Shodaqoh bagi yang mampu.
Puasa (Gapuro Poso) suasana puasa sperti di bulan suci Ramadhan.
Haji (Gapuro Munggah) melihat nama dan bahasanya serta suasana di Gapuro Munggah. Munggah Haji (Naik Haji).
Masjid Agung Sunan Ampel ini terletak di jalan KH. Mas Mansyur Surabaya Utara.

c. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Pada abad ke-15 di masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunna mulai berdatangan menyebarkan Agama Islam, terutama di Pulau Jawa. Tak dapat disangkal bahwa laksamana Cheng Hoo alias Sam Poo Kong alias Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Si ongan, Semarang. Selain menjadi utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit, ia juga bertujuan menyebarkan Agama Islam.

Berkaitan dengan sejarah tersebut, dibangun masjid dengan arsitektur khas Tiongkok, di areal komplek Gedung Serba Guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa timur Jl. Gading No.2 (Belakang TMP Kusuma Bangsa) yang diberi nama “Masjid Muhammad Cheng Hoo”. Luasnya 231 m², berkapasitas 200 orang. Bangunan utama seluas m².


d. Gereja Kristen Indonesia
Diresmikan pada 11 September 1881 oleh de Christeijke Gereformeerde Kerk, awalnya bernama Gereja Gereformeerd Surabaya. Baru pada 11 September 1987 resmi berubah nama menjadi GKI Pregolan Bunder. Gereja yang terletak di jalan Pregolan ini hingga kini masih mempertahankan bentuk asli bangunannya.

e. Gereja Katholik Santa Perawan Maria
Bentuk bangunannya yang artistik dan bergaya ghotik merupakan perpaduan arsitektur yang sangat menarik dan unik dikalangan arsitektur bangunan. Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja yang cukup tua di kota Surabaya.

Sebelum dibangunnya Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria ini, sudah dibangun sebuah Gereja Katholik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak dipojok jalan Kepanjen dan Kebonrojo. Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Yang kemudian Pastor Wedding pergi ke Batavia. Dan Pastor Waanders menetap di Surabaya.

Pastor Waanders sering mengaadakan misa untuk umat Katholik di Surabaya. Yang kemudian dari hari ke hari jumlah jema''''''''''''''''''''''''''''''''at Katholik semakin bertambah yang kemudian membuat umat Katholik berencana membangun sebuah gereja katholik.

Dan baru pada tahun 1822, umat Katholik dapat merealisasikan membangun sebuah gereja pertama dipojok Roomsche Kerkstraat/ Komedie weg (Kepanjen/ Kebonrojo). Namun belakangan gereja Katholik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utaranya, tepatnya di jalan Kepanjen Kelurahan Krembangan Selatan di wilayah Surabaya Utara. Hal ini dikarenakan gereja yang lama rusak.



f. Pura Jagad Karana
Pura merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu. Bagi umat Hindu yang tinggal di Surabaya ataupun pendatang yang ingin melakukan sembahyang dapat melaksanakan di Pura Jagad Karana ini. Tempatnya yang jauh dari keramaian kota akan semakin menambah kekhidmatan umat Hindu dalam menjalankan ibadah.

Pura Jagad Karana berada di jalan Gresik-Surabaya. Pura Jagad Karana ramai dikunjungi oleh umat Hindu umumnya pada hari sabtu malam, Galungan, Kuningan, Nyepi, Saraswati dan lain sebagainya. Bentuk Pura Jagad Karana ini dikelilingi oleh benteng yang cukup tinggi.

Dan Pura Jagad Karana dibangun diatas tanah lapang dimana tanah sekitarnya telah dipaving sebagai tempat ibadah umat Hindu. Agar nampak asri sepanjang jalan masuk di tanami dengan beberapa tanaman hias. Suasana Pura Jagad Karana akan lebih terasa di Bali pada saat hari-hari raya umat Hindu.



g. Klenteng Boen Bio
Umat peribadatan umat Kong Hu Chu yang terletak di Jalan Kapasan ini dibangun pada 1883 oleh dua orang Tionghoa bernama Go Tik Lie dan Lo Toen Siong di atas lahan seluas 500m2, atas pemberian Mayoe The Boen. Pembangunannya dikerjakan langsung oleh insinyur dari Tiongkok. Pada 1904, luas lahan klenteng ini diperluas menjadi 630m2. Di bagian depannya terdapat empat pilar berukiran naga, lima pintu, dan enam jendela pintu, dimana di bagian tengahnya terdapat tulisan “Ban Sie Soe Piauw”. Sementara, di bagian tengahnya terdapat dua pilar yang juga berhias ukiran naga,

h. Klentheng Sanggar Agung
Terletak di kawasan Pantai Ria Kenjeran, tempat ini berfungsi sebagai rumah ibadah bagi pemeluk Budha, Tao, dan Khong Hu chu. Altar dan patung-patung berukiran khas Cina banyak dijumpai disini. Mulai dari pintu, yang melambangkan avalokitesvara (Bai Yi Guan Yin) dengan Long Nu (Nagin)dan Shan Cai (Sudhana) bersama Si Da Tian Wang (Catummaharajadevata).
Berbagai macam acara kerap diselenggarakan di tempat ini, diantaranya adalah perayaan Festival Bulan Purnama. Tak kurang dari 20 ribu orang biasanya hadir dalm festival tersebut.

i. Klentheng Hong Tiek Hian
Menurut cerita yang beredar hingga saat ini, mengatakan bahwa Klenteng Hong Tiek Hian dibangun oleh tentara Tartar pada zaman Khu Bilai Khan pada awal pendirian kerajaan Majapahit. Klenteng Hong Tiek Hian juga merupakan klenteng paling tua di Surabaya yang dibangun di wilayah Chinese Kamp (Pecinan).

Tempat ibadah orang-orang Khong Hu Chu ini sangat ramai dikunjungi hampir setiap harinya. Setelah orang-orang Khong Hu Chu selesai melakukan sembahyang, mereka juga dapat menikmati pertunjukan wayang Pho Tee Hi dengan cerita-cerita Mandarin.

Klenteng Hong Tiek Hian atau Klenteng Dukuh , terletak di jalan Dukuh GG.II/ 2 dan jalan Dukuh N0.23/ i.



j. Joko Dolog
Ditengah kota Surabaya, tepatnya di Taman Apsari, yaitu di jalan Joko Dolog, terdapat beberapa peninggalan kuno yang merupakan warisan budaya nenek moyang. Salah satu peninggalan tersebut adalah arca Budha Mahasobya yang lebih dikenal dengan nama JOKO DOLOG. Pada lapiknya terdapat prasasti yang merupakan sajak, memakai huruf Jawa kuno, dan berbahasa Sansekreta. Dalam prasasti tersebut disebutkan tempat yang bernama Wurare, sehingga prasastinya disebut dengan nama prasastiWurare.

Arca Budha Mahasobya ini berasal dari Kandang Gajak. Pada 1817 dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salis. Daerah kandang Gajak dulu merupakan wilayah Kedoeng Wulan, yaitu daerah dibawah kekuasaan Majapahit. Pada masa penjajahan Belanda termasuk dalam Karesidenan Surabaya, sedangkan masa sekarang termasuk wilayah desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto – Jawa Timur.

Arca Budha Mahasobya, yang terkenal dengan nama Joko Dolog ini, sekarang banyak dikunjungi orang-orang yang mohon berkah. Namun jika melihat lapiknya, disebut prasati Wurare, sangat menarik karena memuat beberapa data sejarah di masa lampau.

Angka prasasti menunjukkan 1211 Saka dan ditulis oleh seorang abdi raja Kertajaya bernama Nada. Prasasti yang berbentuk sajak sebanyak 19 baik ini isi pokoknya dapat dirinci menjadi 5 hal, yaitu :
1. Pada suatu saat ada seorang pendeta yang benama Arrya Bharad bertugas membagi Jawa menjadi 2 bagian, yang kemudian masing-masing diberi nama Jenggala dan Panjalu. Pembagian kekuasaan ini dilakukan karena ada perebutan kekuasaan diantara putra mahkota.
2. Pada masa pemerintahan raja Jayacriwisnuwardhana dan permaisurinya, Crijayawarddhani, kedua daerah itu disatukan kembali.
3. Pentahbisan raja (yang memerintahkan membuat prasasti) sebagai Jina dengan gelar Cri Jnanjaciwabajra. Perwujudan sebagai Jina Mahasobya didirikan di Wurare pada 1211 Saka.
4. Raja dalam waktu singkat berhasil kembali menyatukan daerah yang telah pecah, sehingga kehidupan menjadi sejahtera.
5. Penyebutan si pembuat prasasti yang bernama Nada, sebagai abdi raja.

Beberapa data tersebut jka dipadukan dengan data-data sejarah yang lain seperti kitab Negarakretagama, Pararaton, dan prasasti-prasasti yang lain, akan menghasilkan kerangka sejarah yang gambling. Sebelumnya kita tinjau kembali lima tokoh yang disebutkan dalam prasasti Wurare tersebut. Kelima tokoh tersebut adalah Arrya Bharad, Jayacriwisnuwarddhana yang disebut juga dengan nama Crihariwarddhana, Crijayawarddhani, Raja (yang memerintah membuat prasasti), dan Nada (sebagai pelaksana pembuat prasasti).

Siapa sebetulnya raja yang memerintah membuatkan prasati ini ? Jawabnya tidak lain adalah raja Kertanegara, yaitu raja Singosari terakhir. Dalam prasasti disebutkan bahwa ia adalah anak raja Crijayawisnuwarddhana dengan Crijayawarddhani. Nama Crijayawisnuwarddhana sekarang lebih dikenal dengan nama Wisnuwarddhana atau Ranggawuni.Kemudian Arrya Bharad, nama ini dikenal pada masa pemerintahan raja Airlangga. Sedangkan Nama sudah jelas disebutkan bahwa ia adalah abdi raja.

Selanjutnya dari prasasti ini dapat diketahui data-data sejarah yang penting sebagai berikut :
Pada jaman kerajaan Medang, yaitu masa akhir pemerintahan raja Airlangga, tepatnya 963 Saka, terjadi pembagian kerajaan menjadi dua. Hal ini terpakasa dilakukan untuk menghindari perebutan kekuasaan diantara 2 putra mahkota. Pembagian kerajaan dilakukan oleh seorang pendeta yang sangat terkenal kesaktiannya, bernama Arrya Bharad. Caranya membasahi dan membelah bumi dengan air kendi yang berkilat, Kedua kerajaan ini dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas, dan masing-masing disebut kerajaan Jenggala dan Panjalu.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas, dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Ibukotanya adalah Kahuripan, yaitu bekas ibukota kerajaan Airlangga. Sedangkan kerajaan Panjalu, yang kemudian dikenal dengan nama Kediri, meliputi daerah Kediri dan Madiun. Ibukotanya Daha, yang mungkin didaerah Kediri sekarang.

Pada jaman kerajaan Singosari, tepatnya pada masa pemerintahan raja Wisnuwarddhana, kerajaan Panjalu dan Jenggala berusaha disatukan kembali dibawah kekuasaan kerajaan Singosari. Usaha yang dilakukan raja Wisnuwarddhana untuk mempersatukan tersebut dengan cara mengawinkan anaknya yang bernama Turukbali dengan Jayakatwang yang meupakan keturunan raja Kediri terakhir yaitu raja Kertajaya. Jayakatwang yang merasa bahwa ia adalah pewaris sah atas tahta Kdiri sehingga ia berusaha merebut kembali kekuasaannya.

Ulahnya yang selalu berusaha merebut kekuasaan itulah yang ingin dicegah raja Wisnuwarddhana dengan jalan mengadakan perkawinan politik tersebut. Usaha itu kemudian dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama raja Kertanegara yang mengawinkan anaknya dengan anak Jayakatwang yang bernama Arddhara.
Kenyataan tetap membuktikan bahwa usaha yang baik tidak selalu lancar.

Jayakatwang tetap berusaha merebut kekuasaan. Kertanegara dianggap sebagai orang yang tidak berhak atas tahta kerajaan. Cara yang ditempuh Kertanegara untuk menunjukkan bahwa ia adalah putra mahkota yang sah yaitu dengan menyebutkan Crijayawisnuwarddhana dan Crijayawarddhani sebagai orang tuanya dalam prasasti Wurare itu. Disamping itu, disebutkan bahwa Kertanegara adalah raja yang pandai dalam dharma dan sastra, serta sebagai pendeta dari keempat pulau. Ia dikukuhkan sebagai Jina Mahasobya dengan gelar Crijnanaciwabajra.

Maksud pengukuhannya sebagai Jina adalah untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran dirinya. Mahasobya adalah dewa Aksobhya tertinggi. Sebutan Kertanegara sebagai Mahasobhya berarti ia mempunyai sifat yang ada dalam diri Dewa Aksobhya dan emanasinya, yaitu mempunyai sifat damai, berkuasa, dan kekuasaannya yang tiada tandingannya. Sedangan gelarnya sebagai Cri Jnannaciwabajra dapat berarti bahwa ia adalah orang yang mempunyai pengalaman atau berpengalaman seperti Dewa Siwa, serta dapat memusnahkan kejahatan untuk kesejahteraan semua umat manusia.

Selain itu, gelar-gelar Kertnegara tersebut juga mempunyai latar belakang politik. Raja Kertanegara ingin menyaingi raja Kubilai Khan yang dikukuhkan sebagai Jina Mahamitabha. Persaingan ini timbul karena raja Kubilai Khan ingin berkuasa diseluruh Asia Tengara. Tetapi raja Kertanegara tidak mau tunduk begitu saja. Pada 1211 Saka, utusan dari raja Kubilai Khan bernama Meng-Ch’I, yang meminta pengakuan kekuasaan Kubilai Khan, ditolak dan disuruh pulang ke Mongol oleh raja Kertanegara.

Semua itu dilakukan bertepatan dengan dibuatnya prasasti Wurare yang menyatakan kekuasaan dan kebesaran raja Kertanegara sebagai Jina Mahasobhya. Mahasobhya adalah Jina yang menguasai mata angin sebelah timur, sedangkan Mahamitabha menguasai mata angin sebelah barat. Dengan demikian Kubilai Khan menguasai wilayah bagian barat sedangkan Kertanegara menguasai wilayah bagian timur.

Dari semua keterangan tersebut dapat diketahui bahwa arca Joko Dolog merupakan perwujudan raja Kertanegara sendiri. Sedangkan prasasti yang dipahatkan mengelilingi lapiknya mengandung nilai sejarah politik yang penting. Terutama sebagai bukti bahwa bangsa kita sejak jaman dahulupun tidak mau begitu saja menyerah kepada penjajah asing. Juga berusaha menggalang persatuan untuk menegakkan kekuatan.

k. Makam Ki Ageng Bungkul
Terletak di Taman Bungkul jalan Progo dalam wilayah Surabaya Pusat. Ki Ageng Bungkul adalah seorang nayaka (keramat) kerajaan Majapahit yang kemudian menjadi mertua Sunan Giri. Beliau sering berkonsultasi dengan Sunan Ampel mengenai masalah agama Islam sehingga kemudian masuk Agama Islam. Ki Ageng Bungkul aslinya bernama Ki Supa, seorang ahli pembuat keris dari Tuban. Kemudian beliau menetap di Bungkul sampai wafatnya. Banyak orang yang berziarah ke makam Sunan Giri, singgah ke makam Ki Ageng Bungkul.

l. Makam Mbah Ratu
Makam Mbah Ratu yang berlokasi di jalan Demak (Surabaya Utara), dipercaya orang sebagai makam buritan perahu dari Laksana Zeng Ho dari negeri Cina. Dia mengadakan muhibah pada tahun 1414 dn perahunya hancur dipelabuhan Holandper (Tanjung Perak). Makam ini sebenarnya pindahan dari makam perahu sebelumnya yang ada di Prapat Kuning.

m. Makam Dr.Soetomo
Almarhum Dr. Soetomo dilahirkan di desa Ngepeh-Nganjuk pada tanggal 30 Juli 1888. Setelah tamat di sekolah Europesche Lagere School, beliau melanjutkan studinya di Stovia Jakarta dan lulus sebagai dokter pada tahun 1911. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Amsterdam, lulus sebagai dokter ahli dan menjadi pembantu Profesor Unna di Hamburg Jerman dan pembantu Profesor de Plant di wina Austria. Tahun 1933 kembali ke tanah air, ditempatkan sebagai guru disekolah dokter Nias dan membuka praktek sebagai dokter di Jalan Simpang Dukuh 12 Surabaya.

Selaku perintis kemerdekaan baliau mendirikan perkumpulan Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan pada tanggal 4 Juli 1924 mendirikan Indonesische Studie Club. Pada tanggal 1 januari 1932 untuk menyongsong keluarnya Ir. Soekarno dari penjara Sukamiskin, maka di Surabaya diadakan Kongres Indonesia Raya ke-1 di Gedung Nasioanl Indoensia. Beliau wafat sebagai pahlawan pada tanggal 30 Mei 1938 dan dimakamkan di halaman Gedung Nasional Indonesia jalan Bubutan.

n. Makam W.R Supratman
Makam Wage Rudolf Supratman di jalan Kenjeran-Surabaya Timur, beliau dilahirkan 9 Maret 1903. Semasa hidupnya beliau menciptakan lagu-lagu guna menggugah bangsa Indoensia untuk segera memperoleh cita-citanya yaitu Indonesia Merdeka. W.R Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Disamping itu, beliau juga pencipta lagu terkenal lainnya seperti: Ibu Kita Kartini, Di timur Matahari, Bangunlah Wahai Kawan dan Matahari Terbit. Atas jasanya kepada negara beliau dianugerahi bintang Maha Putra Anumerta.

o. Makam Pangeran Yudo Kardono
Makam Pangeran Yudo Kardono makam ini terletak di kampung Kedondong – Surabaya Pusata yang konon merupakan makam dari salah seorang Panglima Perang Kerajaan Mataram, wafat pada saat ditugaskan oleh Sultan Agung dari Mataram untuk menundukkan Surabaya. Makam ini banyak dikunjungi oleh Peziarah yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah.

Kamis, 11 Maret 2010

Seputar alat penghemat listrik

Efektifitas Alat Penghemat Listrik Menurut PLN

Disaat harga kebutuhan pokok cenderung naik, berbagai cara penghematan dilakukan untuk menekan pengeluaran, termasuk diantaranya adalah mengurangi tagihan listrik. Berbagai cara berhemat listrik telah tersedia, salah satunya adalah melalui Alat Penghemat Listrik. Pada kesempatan ini saya akan saya sajikan argumentasi dari PLN mengenai efektifitas dari alat penghemat listrik yang banyak beredar.

Disclaimer:
Tulisan ini murni kompilasi dari berbagai sumber dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang semoga bermanfaat, tidak ada niat untuk membela salah satu pihak, baik penjual alat hemat listrik maupun PLN, dan saya tidak mempunyai hubungan dengan berbagai pihak tersebut di atas.

Tentunya terlebih dahulu saya sajikan gambaran umum mengenai alat penghemat listrik yang disampaikan oleh penjualnya.

Pertama, mari kita simak gambaran umum dari Mohammad Ridwan Alat Hemat Listrik Sesuai dengan INPRES NO.10 Tahun 2005:
Alat Hemat Listrik Sesuai dengan INPRES NO.10 Tahun 2005

Terbukti menghemat biaya bulanan anda 10 - 30%, Garansi 1 Tahun dan Resmi !!!
Cara Kerja :

1. Mereduksi (mengurangi) Daya semu yang ada pada Jaringan Listrik.
2. Menyamakan Watt yang dipakai alat-alat listrik menjadi jumlah Watt sesungguhnya.
3. Mengurangi tarikan awal Daya Listrik pada alat-alat listrik.

Gambaran Umum :
Tahukah anda bahwa semua alat listrik mengkonsumsi lebih besar dari yang tertera di label ? Misalnya Mesin cuci mencantumkan 300 W sebenarnya dapat mengkonsumsi daya sampai 500 W, Alat Hemat Listrik dapat mereduksi daya semu yang ada sehingga memaksimalkan kapasitas jaringan anda, dan membuat peralatan menjadi lebih panjang usia pakainya karena dapat mencegah arus berlebihan yang masuk ke dalam jaringan, sekaligus memperbaiki efisiensi jaringan listrik anda karena Alat Hemat Listrik dapat menyalurkan arus listrik sesuai dengan kebutuhan alat. Alat Hemat Listrik juga berfungsi sebagai SOFT START yang dapat mengurangi tarikan awal daya listrik pada peralatan anda, misalnya AC, JET PUMP terutama pada peralatan yang menggunakan kumparan.

Kesimpulan :
Alat Hemat Listrik bekerja dengan cara menurunkan jumlah arus ( Ampere ) pada beban yang terpakai, dengan tegangan tetap ( Voltage ), sehingga mengurangi daya ( Watt ) yang harus dibayar.

Kedua, menurut savelimit JUAL Alat Hemat Listrik " Save Trick ":
Peralatan Listrik pada umumnya menggunakan komponen yg beresiko induktif. Efek dari induksi setiap peralatan listrik akan merugikan konsumen, maka itu instalasi listrik butuh alat tambahan yang bersifat kapasitif yaitu " SAVE TRICK ".

Manfaat Produk ini :
1. Menghemat beban pemakaian listrik, 5%-35%.
2. Menjaga stabilitas arus tegangan listrik
3. Menambah Usia peralatan listrik
4. Meredam arus dari induksi petir
5. Mengurangi panas yg berlebihan pd jaringan
6. Bebas dari biaya perawatan.

Alat ini telah teruji oleh BPPT dan tidak di larang oleh PLN...Alat ini mempunyai sertifikat merk dan garansi 1 tahun. Efektif pada jaringan listrik berdaya mulai dari 900w hingga 8800w...

Nah berikut argumentasi dari PLN perihal efektifitas alat penghemat listrik. Alat Penghemat Listrik, Benarkah Menghemat?:
Bila berjalan-jalan ke toko elektronik, seringkali kita ditawari alat penghemat listrik. Mulai yang berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun benarkah alat itu mampu menghemat listrik?

Umumnya, penjual memberi iming-iming bila alatnya bisa menghemat listrik 10 hingga 40 persen. Bahkan juga diberi jaminan barang akan diganti baru bila tidak terjadi perubahan tagihan listrik dalam 1 tahun. Tak ayal, ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat terus berusaha menekan pengeluaran.

Di Indonesia, alat ini mulai dipasarkan sejak 2003. Berbagai merek didatangkan dari luar negeri, baik dari Jerman, Italia maupun negara Eropa lainnya. Meski ada juga buatan lokal yang mengadopsi teknologi luar.

Biasanya, alat hemat energi buatan luar negeri dipatok lebih mahal dibanding buatan lokal. Alat hemat listrik buatan Jerman misalnya dipasarkan dengan harga antara Rp 1,25 juta sampai Rp 1,5 juta, bergantung kapasitas daya yang digunakan. Sedang alat hemat energi buatan lokal berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Kompensator Daya
Sebetulnya, cara kerja alat itu terbilang sederhana. Menurut teori, untuk mengurangi pemakaian energi listrik diperlukan sebuah kompensator daya. Kompensator ini bekerja sebagai pengatur tegangan yang akan mengurangi catu tegangan ke beban, yang berarti mengurangi catu daya ke beban. Nah, dengan mengurangi catu daya secara otomatis energi yang terpakai pun akan berkurang dibanding keadaan normal.

Ada dua jenis kompensator daya yang banyak beredar di pasaran, yakni kompensator yang dipasang secara paralel dengan beban dan kompensator yang dipasang seri dengan beban. Dari dua jenis kompensator daya ini, yang banyak beredar di pasaran adalah kompensator daya yang dipasang paralel. Jika dirata-rata, perbandingan antara jumlah kompensator daya yang dipasang paralel dengan seri kira-kira 9:1.

Kompensator yang dipasang secara paralel terhadap beban sebenarnya merupakan kompensator daya aktif reaktif. Asas kerja kompensator ini memanfaatkan jenis arus yang dialirkan PLN ke pelanggan, yakni arus bolak-balik yang memiliki dua komponen daya: aktif dan reaktif. Daya aktif adalah daya sebenarnya yang dibutuhkan beban. Sebaliknya, daya reaktif adalah daya yang dapat terjadi karena induktansi maupun kapasitansi. Induktansi disebabkan komponen yang berbentuk kumparan seperti motor listrik maupun transfomator step down pada adaptor. Sedangkan kapasitansi diakibatkan oleh komponen kapasitor. Resultan atau jumlah dari keduanya kemudian membentuk daya nyata.

Dalam kenyataannya, daya yang dipasok oleh PLN adalah daya nyata. Oleh sebab itu untuk meminimalisasi daya yang dipasok oleh PLN maka sebisa mungkin daya reaktif diminimalisasi. Jika beban bersifat induktif maka diberi kapasitor dan jika beban bersifat kapasitif maka beban diberi induktor. Karena umumnya peralatan yang digunakan dalam lingkungan perumahan bersifat induktif, maka kompensator daya untuk mengeliminasi daya reaktif tak lain berupa kapasitor. Biasanya, alat ini dipasang secara paralel pada jaringan listrik, tepatnya setelah kotak MCB (Mini Circuit Breaker) atau sekering yang telah terpasang sebelumnya.

Sementara itu, kompensator daya yang dipasang seri dengan pemanfaat listrik merupakan sebuah alat penurun kinerja beban dengan cara menurunkan catu daya melalui penurunan tegangan catu. Hasil keluaran dari pemasangan alat kompensator daya jenis seri ini adalah diperoleh penurunan pemakaian daya nyata (watt), tetapi tegangan catu ke pemanfaat listrik juga dibuat turun. Sepintas terlihat sebagai penghematan pemakaian energi listrik, tetapi sesungguhnya kinerja pemanfaat listrik menurun dan dapat berakibat mengurangi umur pemanfaatan listrik.

Untung Rugi Peralatan
Berdasar penelitian alat penghemat energi yang dilakukan Pranyoto, dari bagian Litbang PLN, penggunaan alat penghemat energi, baik berupa kompensator yang dipasang seri atau paralel ternyata tidak memberi kontribusi seperti yang dijanjikan produsen. Alih-alih menurunkan penggunaan daya, yang terjadi pada penggunaan alat semacam itu adalah mengurangi efisiensi peralatan dan umur pemanfaatan listrik. Ini disebabkan meski diperoleh penurunan pemanfaatan daya nyata antara 15 persen hingga 20 persen, tetapi pemanfaatan listrik juga dibuat menurun hingga 20 persen. Misal, AC dan kulkas menjadi kurang dingin dan lampu menjadi redup.

Selain itu, pada kondisi tertentu yang mempertimbangkan adanya hambatan dalam kabel, penghematan yang terjadi dalam rumah sangat kecil. Penghematan hanya akan didapat ketika terjadi kondisi ekstrim dimana daya nyata dua kali lipat daya aktifnya. Namun jika dalam kondisi ideal alat ini justru akan menambah tagihan listrik meskipun besarnya tidak seberapa.

Namun demikian alat ini juga berguna mengoptimalisasi daya listrik agar daya yang digunakan dapat digunakan sesuai daya yang diperbolehkan oleh PLN. Misal, pada perumahan, kWh meter akan menghitung daya aktif, tetapi MCB bekerja berdasarkan arus yang mengalir pada resultan daya nyata. Dengan menggunakan alat ini, maka resiko adanya pemutusan arus (ngejepret) oleh MCB dapat berkurang, dengan catatan bahwa rumah tersebut banyak menggunakan peralatan yang bersifat induktif. Jadi jika sebuah rumah berdaya 900 watt, terkadang dengan peralatan yang berdaya 600 watt atau 700 watt ternyata listriknya ngejepret. Nah, dengan pemasangan alat penghemat energi maka penggunaan daya akan dapat dioptimalkan mendekati 900 watt.

Jurus Menggaet Konsumen
Seringkali seorang calon pembeli tertarik iming-iming penurunan tagihan listrik yang diungkapkan penjual. Biasanya konsumen akan diberi demonstrasi yang meyakinkan. Ada tiga modus yang sering digunakan.

Pertama, dengan menggunakan amperemeter. Ketika kompensator dipasang, amperemeter akan menunjukkan angka lebih rendah dibanding kondisi normal. Konsumen yang biasanya awam dengan masalah kelistrikan seringkali terkecoh. Tentu saja keadaan sebenarnya tidak demikian. Amperemeter mengukur arus pada komponen daya nyata dan bukan pada komponen daya aktif. Walaupun besaran yang ditunjukkan amperemeter akan berubah tergantung apakah alat penghemat dipasang atau tidak, besaran arus pada komponen daya aktif sebenarnya tidak akan berubah.

Kedua, dengan menggunakan wattmeter. ’Jurus’ ini memang lebih cerdik dari yang pertama, karena PLN memang mengukur berdasarkan Watt. Tetapi yang tidak disadari konsumen adalah ada hambatan berukuran besar atau gulungan kabel yang sangat panjang di belakang alat demonstrasi ini yang menghubungkan beban dengan sumber listrik, terkadang bahkan sampai 100 meter. Jelas, ini sangat kontras dengan keadaan instalasi di rumah yang rata-rata hanya mencapai 10 meter.

Ketiga, masih menggunakan wattmeter, tetapi tanpa memperlihatkan besaran tegangan. Alat ini dengan meyakinkan dapat memperlihatkan bahwa penggunaan daya akan dihemat. Tetapi konsumen tidak menyadari bahwa sebenarnya tegangan listrik sudah jauh di bawah 220V, diturunkan dari keadaan normal.

Sebenarnya ada cara mudah menekan tagihan rekening listrik yang tidak memerlukan peralatan tambahan semacam ”alat hemat listrik”. Salah satunya mengkonsumsi listrik seperlunya atau mematikan peralatan saat tidak digunakan. Misal ketika keluar kamar, lampu dimatikan. Jangan lupa pakai lampu hemat energi. Meski agak sedikit mahal tapi konsumsi dayanya jauh lebih kecil dibanding lampu biasa dan umur penggunaannya lebih lama.

So, mudah kan? Tanpa perlu membeli alat hemat listrik yang berharga jutaan, Anda juga dapat menghemat listrik dengan mudah dan nyaman.

Nah, keputusan tetap di tangan Anda.
(disadur dari blog tetangga)

Seputar aplikasi hitung tagihan listrik

Seputar Aplikasi Hitung Tagihan Listrik
Beberapa pertanyaan seputar aplikasi hitung tagihan listrik mengemuka di situs lama, ada yang menanyakan mengapa terdapat perbedaan perhitungan.

Berikut kutipannya:

Thanks sebelumnya atas aplikasi ini...
Saya mau coba memperbandingkan data pemakaian dan pembayaran listrik untuk daerah Samarinda periode Juli 2009. Dengan data-data sebagai berikut :
Tarif/Daya : R1/1300
Stand meter akhir : 9874
Stand meter awal : 9621
Jumlah pemakaian : 253
Komponen pembayaran (sesuai Bukti Bayar)
Rp Beban : 39.130
Rp Pemakaian : 121.035
Rp PPJ : 14.415

Sedangkan dengan modul Saudara ver 0.3 :
Kok berbeda biaya pemakaiannya?

Dengan menggunakan data yang sama, nilai tagihan listrik yang dihasilkan oleh aplikasi adalah sebagai berikut:

Rincian Perhitungan :
---------------------

Biaya Beban : (1300/1000) x Rp. 30.100 = Rp. 39.130
Biaya Pemakaian :
-> Blok I : 20 x Rp. 385 = Rp. 7.700
-> Blok II : 40 x Rp. 445 = Rp. 17.800
-> Blok III : 193 x Rp. 495 = Rp. 95.535
--------------------------------------------------------------- +
Jumlah Biaya Rekening = Rp. 160.165

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% = Rp. 0
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 3% = Rp. 4.805
--------------------------------------------------------------- +
Jumlah Tagihan Listrik = Rp. 164.970

* Jumlah tagihan listrik belum termasuk biaya materai dan biaya
lainnya.

Jika dicermati hasilnya lebih lanjut, ada perhitungan yang sama, namun ada perhitungan yang berbeda:
- Biaya beban -> Sama -> 39.130
- Biaya pemakaian -> sama -> 121.035
- Biaya PPJ -> BEDA.

Nah, berarti perbedaan di biaya Pajak Penerangan Jalan, sekedar untuk diketahui, besarnya nilai yg dibebankan ke pengguna belum tentu sama, tergantung dari kebijakan / aturan di tiap daerah.

Dalam perhitungan aplikasi, nilai yang dibeankan adalah sebesar 3%. Nilai ini sebenarnya dapat diubah ! Dalam kasus yang dipermasalahkan di atas, prosentase biaya PPJ yang dibebankan adalah 9%.

Rincian Perhitungan :
---------------------

Biaya Beban : (1300/1000) x Rp. 30.100 = Rp. 39.130
Biaya Pemakaian :
-> Blok I : 20 x Rp. 385 = Rp. 7.700
-> Blok II : 40 x Rp. 445 = Rp. 17.800
-> Blok III : 193 x Rp. 495 = Rp. 95.535
--------------------------------------------------------------- +
Jumlah Biaya Rekening = Rp. 160.165

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% = Rp. 0
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 9% = Rp. 14.415
--------------------------------------------------------------- +
Jumlah Tagihan Listrik = Rp. 174.580

* Jumlah tagihan listrik belum termasuk biaya materai dan biaya
lainnya.

Semoga bermanfaat dan menjawab berbagai pertanyaan senada.
(disadur dari blog tetangga)